Ada acara pengobatan gratis lagi di sekolah :)
Dan aku bantu-bantu lagi...
Kerjaanku kali ini ga sebanyak waktu pengobatan gratis yang pertama dulu. Sekarang kerjaanku cuma ngoper resep aja, tidak merembet ke bagian konsumsi, pendaftaran, dan lainnya ^^
Tapi tetep, kakiku sakit karena bolak balik di gedung MPH yang lebar itu...
Tapi tetep, aku ga kapok untuk bantu-bantu lagi di pengobatan gratis selanjutnya hehe
Ga tau kenapa... aku suka pekerjaan sosial kayak gini.... Selalu ada hal yang menarik terjadi dan bisa kupelajari :)
Seperti di pengobatan gratis pertama dulu, saat aku di bagian pendaftaran... yang
Aku: "Umurnya berapa, Pak?"
si Bapak: "Perutnya sakit Mbak."
entah suaraku yang kecil, atah si bapak pasien yang kurang dengar...
Kali ini, walaupun kerjaanku hanya ngoper resep aja, ternyata aku bertemu beberapa kejadian juga...
Awal-awal pengobatan gratis dibuka dan para anak SD dari sekolah-sekolah sekitar Madania masuk dan diperiksa, seorang dokter manggil aku. Ternyata anak yang ditanganinya hanya didaftarkan untuk poli umum saja, sementara giginya ada yang bolong dan harus ke poli gigi juga. Aku bingung harus gimana. Langkah pertama, aku menggandeng anak itu ke luar dulu, karena proses pemeriksaan harus tetap lanjut bergilir dan yang mengantri sudah banyak. Setelah di luar, aku berdiri bingung sambil masih tetap menggandeng anak itu. Aku jadi kayak bawa-bawa anak hilang...
Di luar aku ketemu seorang usher. Aku cerita dengan singkat masalahnya, tapi dia juga malah ikutan bingung. Ya udah. Aku diem, mikir lagi. Aku yang biasa berpikir lambat, saat itu harus berpikir cepat dan aku bingung. Akhirnya ya udah aku turun ke bagian pendaftaran. Mungkin ada yang bisa dilakukan di sana. Saat sampai di bagian pendaftaran aku ketemu Bu Yo. Cerita lagi masalahnya dengan singkat, dan tangan anak itu pun langsung berpindah digandeng Bu Yo.
Bu Yo: "Anak yang kasusnya spesial biar saya yang tangani."
Satu kalimat melegakan.
Aku pun balik ke MPH, lanjut jadi tukang oper resep.
Kali ini, selain masalah-masalah kecil seperti pasien nyasar dan lainnya, aku ketemu seorang pasien yang lucu lagi. Seorang nenek gaul :P
Nenek ini, selesai dari bagian pendaftaran, masuk-masuk langsung menyapa kenalan-kenalannya di bagian tunggu poli umum. Ketawa ketiwi, lalu bukannya ikut duduk nenek itu malah jalan-jalan ke poli gigi, lalu ke bagian apoteker. Karena ga ada yang bereaksi... akhirnya aku yang ngejar nenek itu.
Aku: "Bu, Ibu udah diperiksa?"
si Nenek: "Eh? Beluum."
Aku: "Lembar pendaftaran Ibu di mana?"
si Nenek: "Di situ tuh..."
*si Nenek menunjuk ke bagian tunggu poli umum
Aku: "Ohh.. Iya, Ibu tunggunya di situ ya, duduk dulu..."
si Nenek: "Tapi ini saya belum diperiksa..."
Aku: "Iya, yang belum diperiksa, tunggunya di sana..."
si Nenek: "Oh gituu... Saya ga tau Dek..."
Aku: "Iya Bu... Silakan Ibu duduk dulu ya."
*full senyum
Akhirnya si Nenek duduk juga... dia langsung ngobrol sama kenalan-kenalannya (atau bukan, aku ga tau juga...).
Terus aku balik kerja lagi.
Bagian poli gigi yang mengawasi adalah 2 orang anak SMP. Dan rupanya ada suatu masalah. Entah kenapa mereka mendatangi aku.
seorang cewe SMP (1): "Kak... itu... ada anak yang makanannya ketinggalan."
aku: "Hah?"
seorang cewe SMP (1): "Iya... dia nyariin makanannya."
aku: "???"
Akhirnya aku mampir ke poli gigi. Di sana, seorang cewe SMP petugas poli gigi yang satunya sedang kebingungan sambil menemani seorang anak (yang kemudian aku tau adalah anak yang kehilangan makanannya). Aku samperin.
aku: "Makanannya ilang?"
seorang cewe SMP (2): "Iya ini aduh... ga tau... ga ketemu. Katanya ga ada."
*aku ngeliat ke bagian tunggu poli gigi, dan di beberapa kursi tergeletak kantung-kantung makanan.
aku: "Ini makanan-makanan siapa?"
seorang cewe SMP (2): "Itu punyanya anak-anak yang lagi diperiksa..."
aku: "Ga ada yang punyanya dia?"
seorang cewe SMP (2): "Ga ada..."
aku: "Tadi dia pas nunggu duduknya di mana?"
*anak SMP itu geleng-geleng bingung aja...
aku: "Kamu tadi duduknya di mana De..?"
anak yang kehilangan makanannya: "Di situ.."
*aku ngambil makanan yang ada di atas bangku yang dia tunjuk
aku: "Ini bukan makanan kamu?"
*dia geleng aja...
Aku bingung dari mana dia bisa bilang kalau itu bukan makanannya dia... karena semua kantung makanan itu dibagikan di bagian pendaftaran untuk semua pasien, dan isi serta bentuknya ya semuanya sama....... emangnya dia udah ngasih nama kantong makanannya? Tapi ya sudahlah, daripada salah mending aku cari solusi lain... berhubung dua anak panitia SMP ini udah ngeliatin aku juga, nunggu aku bantu -_-
Akhirnya aku gandeng aja anak itu... ke bagian konsumsi.
Aku bicara sama tante-tante panitia konsumsinya...
aku: "Tante... ini makanannya ilang."
si Tante: "Ooh! Makanannya semua di bagian pendaftaran... oh itu aja yang masih di kardus, di samping MPH."
aku: "Oh.. oke deh. Makasi Tante..."
*menggandeng anak itu ke luar, ke samping MPH
aku: "Udah, jangan bingung ya. Kita ambil yang baru aja. Ya?"
anak yang kehilangan makannnya: "Iya."
Aku pun memberikan kantung makanan yang baru buat dia. Untuung aja dia mau dikasih yang baru... kalau dia ngotot mau yang hilang itu juga, bingung deh aku.
Ada juga anak yang tiba-tiba jalan cepat tanpa ekspresi dari poli gigi ke arah pintu keluar. Lagi-lagi sepertinya tidak ada yang sadar dan bereaksi, akhirnya aku yang ngejar anak itu. (Kenapa aku jadi tukang ngejar-ngejar anak ya...)
aku: "De, mau ke mana?"
si anak: "........."
aku: "Kamu udah diperiksa?"
si anak: "........."
*dia geleng-geleng, masih tanpa ekspresi dan mulai keringetan
aku: "Ayo sini, tunggunya di sana... yuk"
si anak: "...!!"
*dia kayak kaget, panik, gelisah, terus ngibrit
Aku bengong. Saat inget dia tadi dari arah poli gigi, aku akhirnya langsung ngerti masalahnya. Dia takut dokter gigi.
Yang begini, aku ga ngerti deh cara bantuinnya. Untungnya saat aku baru mau ngejar dia lagi, udah ada ibu-ibu yang sepertinya adalah guru sekolahnya, yang menahan dan menasihati dia. Akhirnya aku kembali ke tugasku semula, tukang oper resep, lagi.
Beberapa kali aku nengok, anak itu masih dinasihati gurunya. Sampai gurunya ga sabar, dia digendong mau dipaksa balik ke poli gigi. Dia langsung menggeliat heboh sampe lepas dari gendongan gurunya, terus lari menjauh ke pojokan. Begitu terus. Sampe akhirnya aku ga merhatiin lagi, dan terakhir kali aku liat, dia dan gurunya udah ga ada di sana lagi. Kayaknya anak itu akhirnya ga jadi diperiksa....
Ada-ada aja....
Hari itu berakhir dengan kaki yang sakit.
Tapi aku seneng bisa bantu-bantu di pengobatan gratis lagi :)