Tuesday, November 03, 2009

Rossleben, 5-25 Juli 2009

.

Tanggal 5 sampai 25 bulan Juli kemarin aku pergi ke sebuah desa kecil di Jerman, namanya Rossleben. Aku pergi ke sana dalam rangka kursus musim panas atau summer course atau sommer kurs bahasa Jerman :) Sekarang udah awal bulan November... sebenernya hal ini udah lama, tapi ga pernah terasa basi buat aku hehee.. dan aku baru buka blog lagi sekarang setelah sekian lama, dan aku ngerasa ngga mau aja ngetik hal lain kalo cerita tentang sommer kurs di Rossleben ini terlewatkan :)

Aku merasa beruntung banget bisa jadi salah satu peserta kursus musim panas ini, dikelompokkan dengan 8 orang menyenangkan sesama dari Indonesia (Nurul Parvitasari, Meiska Apriliana, Gregorius Ragil Wibawanto, Ebed Kharistian Marsudi, Rizky Triandi Pamungkas, Maura Jessiquin Nasarani Putri, Widia Oktapiani, dan Pipih Nurlatipah), menuju sebuah lokasi asing yang indah bernama Rossleben dan tinggal di sana selama 3 minggu.

Rossleben itu sebuah kota (atau desa, mungkin) yang sangat kecil di Jerman timur. Saking kecilnya, di peta pun ngga ada.
Untuk sampai di sana, selain transit pesawat di Singapura dan Munchen, dan naik pesawat kecil regional ke Leipzig, kami naik bus melewati hamparan ladang-ladang dan padang rumput yang ngga ada habisnya serta beberapa hutan kecil.

Nurul mulai panik.
Memang, kami tau kalau daerah tujuan kami bukanlah sebuah kota besar. Kami tau kalau daerah tujuan kami adalah daerah kecil. Tapi kami ngga nyangka kalau sampai harus melewati hutan dan segala macamnya itu. Ngga ada pusat belanja, ngga ada deretan toko souvenir, ngga ada... lain-lainnya yang kami bayangkan setidaknya ada.

Tapi aku sih senang-senang aja. Baru kali itu aku ngeliat hamparan rumput dan ladang yang begitu luas, langit yang begitu lapang dapat dipandang tanpa terhalang gedung-gedung tinggi, serta pemandangan asri yang ngga terganggu dengan warung pinggiran, sampah, dan sebagainya.



Klo aja waktu itu Nurul ngga gelisah tentang hal ini, aku pasti udah ga mi
kirin. Hehee.. :p

Sampai di Rossleben, aku masih... istilahnya "terpana". Pemandangan di sana bener-bener baru buatku. Rossleben, walaupun desa kecil, lokasinya sangat rapi, bersih, dan nyaman. Ngga seperti "desa" di Indonesia. Semuanya terlihat ngga membosankan. Jalanannya ngga jalan tanah, ngga semuanya jalan aspal juga. Ada jalanan dari batu2 datar yang disusun, serta variasi lainnya. Rumah di sana juga ngga standar kayak rumah-rumah di sini, yang dinding kotak semen halus dan atap segitiga susunan genteng. Di sana, dinding rumahnya bervariasi: semen kasar, kayu, bata... atap rumahnya juga ngga segitiga semua: setengah segi enam, atap dari kayu, dan lain-lain. Kebun-kebun di halaman rumah mereka juga terawat dan berbunga-bunga, enak dipandang. Di beberapa ambang jendela juga terpasang tempat tanaman :)

Di Rossleben kami bersama anak-anak dari (katanya) 17 negara lain tinggal selama 3 minggu di Klosterschule Rossleben. Bangunannya megah, daerahnya luas, rimbun, dan tua. Tetap, bersih. Dan pastinya, dingin.

Di sana, selama 3 minggu, ada banyaaak sekali kejadian yang jadi kenangan indah :)




Di sini, kami duduk-duduk atau bikin video klip :P
Hampir terjadi insiden antara Meiska dan Nurul gara-gara keseruan pas pembuatan videonya.


Di sini kita bermain catur xD
Aku masih belum bisa mengalahkan Ebed dan Ragil. Hmm....



Di sini, aku menonton orang-orang bermain ping-pong.
Ternyata, Meiska lumayan juga! Xd



Ini adalah jalan yang kami lewati setiap kali mau ke Cafetaria, tempat bermain catur dan ping-pong, serta jalan kecil menuju area belakang Klosterschule. Di Cafetaria itulah (bangunan yang kelihatan di tengah itu) parties, disco, dan kursus singkat tarian mesir (:p) khusus perempuan, kursus mematung (bildhauerei), kursus singkat dansa Waltz dan Cha Cha, Rossleben Idol Competition, Bakery, Kultur Abend, dan arena pertandinan kartu massal pernah diadakan dalam 3 minggu selama kami di sana :D





Ini kamar tempat anak-anak peserta sommer kurs tidur dan bersantai saat malam dan waktu senggang. Di sana Nurul dengan ekspresif menunjukkan betapa tidak enaknya makan obat cina buat sariawan.

Sekedar informasi, itu bukan tempat tidurku melainkan teman sekamarku. Hmm... ternyata walopun Mamiku sering bilang kalo aku suka berantakan, ada orang lain yang jauuuuuuuh lebih berantakan daripada aku :)
hehee..



Ini Mensa. Mensa adalah rumah makan. Di sanalah tempat kami semua sarapan, makan siang, makan malam, main-main piano, ngobrol sambil minum teh, dan melihat jadwal kegiatan. Pada malam terakhir, di Mensa ini jugalah Nation Abend diadakan.
Nurul, yang berulang tahun tanggal 9 Juli juga merayakan ulang tahunnya di Mensa ini secara sederhana. Guru-guru dan para pengawas di sana datang membawa kue dan sebatang bunga matahari untuknya :)
Walaupun ga ada Papa.. ga ada Mama.. ga ada Ayang.. ga ada Erika.. dan lainnya, Nurul menangis terharu bahagia.



Ini salah satu area belakang Klosterschule, dekat danau. Biasanya di sana ada keluarga angsa yang harmonis sedang piknik. Namun kali itu tempat mereka kami pinjam untuk mengadakan acara api unggun :D



Di sana kami ketemu banyak teman baru dari berbagai negara, dan pastinya ada yang unik-unik juga. Seperti Juanci jago bahasa tubuh dan Peter yang ga bosen-bosennya nanya "What are you doing???" ke orang-orang yang dia temui.



Selain melakukan kegiatan di Klosterschule, kami juga suka jalan2 menjelajahi Rossleben. Ngga menjelajahi juga sih, bolak-balik supermarket, restoran Alibaba, sama pertokoan kecil di sana aja hihi xP


Duh sebenernya masih banyak lagi yang bisa diceritakan. Tapi jadinya akan panjang sekali. Terlalu banyak untuk diungkapkan.


Rindu Tanah Air :)

Seorang guru tiba-tiba menanyakan nama grup kami (9 orang dari Indonesia) saat kami sedang latihan untuk performance Nation Abend. Akhirnya tercetuslah nama itu, "Rindu Tanah Air".


Sampai sekarang, aku masih terkenang banget kalau mendengar lagu2 yang pada saat itu kami bawakan di hadapan banyak orang dari berbagai negara, sebagai perwakilan Indonesia di Jerman :)

Tanah Airku, Manuk Dadali, Cublak-Cublak Suweng, Kampuang nan Jaoh di Mato, dan Ampar-Ampar Pisang....





Kangen sama semuanyaa x)
Walaupun ketika pulang ke Indonesia kita sudah terpisah lagi ke daerah masing-masing... rasanya sudah seperti saudara :)
Saling mendoakan ya, walaupun gempa di sana-sini, tsunami, banjir... semoga kita semua selamat dan sehat selalu, dan suatu hari nanti bisa berkumpul lagi dalam keadaan utuh dan sehat lahir batin. Amiin.


4 comments:

Ebed said...

May...
aku jadi kangen lg nih...
wow..
km bisa menarik garis cerita dari 3 minggu di sana..

MeiskaApriliana said...

maya superngeselin!!! bikin kangggeeeennnn :'(((
cara cerita mu itu loh may asik bgt. bener kata ebed narik garisnya enak bgt. aduh ada juanci dan bahasa tubuhnya. ada nurul dengan obat cina dan "ga ada papa..ga ada mama..ga ada ayang". ada aku dan maura makan hawaiian schnitzel yang ok punya, dll. AAAAAAA KANGEEENN!!!

someone's in a trance said...

:)

aku seneng kalian suka
ga sia-sia aku bikinnya lama
hehee

pas bikin aku juga kangen lagiii :')

Anonymous said...

No komen...

(Nangis) untung kalian ga liat bagaimana ekspresi muka nangisku...

Kira kira sperti ini :

T__________T

Oke... Kdengarannya lebay... Tp intinya aku bner bner bisa flashback berkat cerita dr maya... Thx may... You are dangdut! Hahahaha

Post a Comment